Refleksi 78 Tahun Perobekan Bendera di Hotel Yamato

berita61 Dilihat

Surabaya, JurnalPost.com – Peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato, Surabaya, menjadi salah satu babak awal yang menandai semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia. Hari itu, tanggal 19 September 1945, akan dikenang sebagai salah satu momen bersejarah dalam perjalanan menuju kemerdekaan Indonesia.

Pada pagi ini, sekelompok pemuda yang dipimpin oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan berkumpul di depan Hotel Yamato. Mereka datang dengan tekad yang kuat untuk mengganti bendera Belanda yang telah berkibar di hotel tersebut dengan bendera Merah-Putih, simbol kemerdekaan Indonesia.

Menghadapi resiko besar, para pemuda ini tanpa ragu memanjat tiang bendera yang tinggi di depan hotel. Mereka berhasil merobek bendera Belanda yang masih berkibar dan menggantinya dengan bendera Merah-Putih. Tindakan berani ini mengundang perhatian besar dan dukungan dari masyarakat Surabaya yang Merdeka.

Peristiwa perobekan bendera ini bukan hanya tindakan simbolis. Ini adalah tindakan nyata yang mencerminkan semangat perjuangan rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dari penjajahan. Keberanian para pemuda di Hotel Yamato ini menjadi salah satu pendorong awal bagi pergerakan nasional Indonesia.

Peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato pada 19 September 1945 akan selalu dikenang sebagai salah satu langkah awal yang penting dalam perjalanan menuju kemerdekaan Indonesia. Hari ini, bendera Merah-Putih berkibar megah di seluruh negeri, menjadi simbol dari kemerdekaan dan persatuan bangsa Indonesia.

“Jadi generasi yang berani untuk berkorban dan mempertaruhkan nyawanya untuk kemerdekaan Indonesia” tutur salah satu veteran yang hadir menyaksikan teatrikal perobekan bendera di hotel Yamato Surabaya.

Pada tahun ini Tema yang diambil adalah “Merdeka merah putih” kegiatan teatrikal ini diikuti oleh seluruh kalangan masyarakat Surabaya, mulai dari jenjang sekolah, perguruan tinggi, komunitas, seni teater, dan masyarakat umum.

Baca Juga  Membangun Ketangkasan Organisasi di Era Digital: Kunci Sukses di Tengah Disrupsi

Tak lupa pula walikota Surabaya, Eri Cahyadi beserta istri dan wakil walikota pak Armuji pun turut hadir. Cak e wong Suroboyo, sapaan warga Surabaya kepada walikota Surabaya Eri Cahyadi. Beliau pun tampil memerankan Tokoh Proklamator, Bapak Ir. Soekarno yang menyampaikan maklumat untuk mengibarkan bendera merah putih.

Acara tersebut dimulai pukul 16.00 WIB, dengan pertunjukan awal kegiatan masyarakat Surabaya yang Merdeka dengan bersepeda mengitari jalanan kota, acara dilanjutkan dengan kedatangan para Belanda dan pasukannya yang berpesta di hotel Yamato dengan mengibarkan bendera Belanda, yakni Merah Putih Biru di atas hotel tersebut. Hal, ini memicu kemarahan para warga Surabaya yang melihat insiden tersebut. Mereka lantas menyerang dan merobek bendera Belanda pada bagian biru, sehingga hanya menyisakan merah dan putih.

Dikesempatan ini, tak lupa juga Cak Eri, membacakan puisi yang menggetarkan hati dan membuat beberapa pengunjung menitihkan air matanya, karena mengenang peristiwa 78 Tahun yang lalu.

Penulis: Muhammad Muqorrobin
Prodi/Semester Pendidikan Bahasa Indonesia / 5
Perguruan Tinggi STKIP AL HIKMAH Surabaya

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *